Semangat MEMBERI

Setiap mendekati bulan Desember, kita selalu diingatkan tentang segera tibanya hari Natal.. setiap mall dan pertokoan seakan berlomba untuk menghadirkan hiasan yang paling menarik dan mewah dengan ornamen Natal yang didominasi warna hijau dan merah.
Bagi anak-anak.. Natal adalah saatnya libur panjang, waktunya jalan-jalan dan berlibur bersama keluarga, saatnya menghadiri acara Natal bersama teman/keluarga, melihat sinterklas dengan kereta kudanya dan bahkan menerima banyak hadiah dari orang terdekat.
Bagi para orangtua.. Natal adalah saat-saat terakhir mendekati datangnya tahun baru. Saatnya akan libur panjang dan tentu juga saatnya menghabiskan biaya yang besar dan persiapan diri serta mental untuk menyambut datangnya tahun yang baru.

Bagi Yesus.. Natal adalah saatnya memberi!.
Dengan semangat ‘berbagi’.. IA MEMBERIKAN DIRINYA untuk dilahirkan ke dunia ini sebagai Anak Manusia.
Bukan sebagai anak raja yang sejak dilahirkan, kehadirannya sudah dilakukan acara syukuran dan pesta pora, juga bukan dilahirkan di sebuah rumah sakit bersalin yang mahal ataupun di istana yang megah hingga selama hidupnya di dunia IA bergelimangan harta.
Sebaliknya, IA lahir sebagai Anak Manusia yang miskin sehingga harus lahir di tempat yang sesungguhnya tidak layak bagi kelahiran seorang bayi manusia, yaitu menumpang di salah satu kandang domba milik orang lain.

IA juga tidak hidup dengan bergelimangan harta.. hidupNYA adalah MEMBERIKAN DIRINYA untuk manusia.. IA ada di dunia ini ‘bukan untuk dilayani’ sebagaimana adanya diriNYA yaitu adalah Putera Tunggal BAPA, namun IA datang untuk melayani manusia, sebagai bukti tanda cintanya melalui pemberian diriNYA itu..

Hari Natal, saatnya liburan panjang, saatnya menerima banyak hadiah, bersenang-senang dan berpesta pora..
Hari Natal, hari kelahiran YESUS, dilahirkan di kandang domba, disalibkan hingga mati di kayu salib, lalu bangkit dengan kemuliaan.. itu semua adalah KEMASAN dari hadirnya seorang Anak Manusia bernama YESUS.

INTI dari kelahiran, kematian dan kebangkitanNYA adalah bahwa IA datang untuk MEMBERIKAN DIRINYA.. sebagai ‘tanda’ bahwa:
-IA mencintai kita tanpa batas, tidak peduli siapapun diri kita.. IA tetap mencintai kita apa adanya kita,
-IA juga tidak peduli seberapa berdosanya kita.. IA tetap penuh semangat untuk membagikan KASIH yang IA miliki itu, yaitu KASIH yang tidak pernah ada habisnya dan juga tidak dapat usang dimakan waktu, IA tetaplah YESUS yang sama, yang MEMBERIKAN DIRINYA untuk kita... ya kita, manusia yang telah menyakitinya dengan dosa-dosa kita..

Kini, kita yang telah mengetahui ‘tanda’ itu.. Maukah kita Memberi?
MERRY CHRISTMAS 25.12.10

HAPPY MOTHER’S DAY, Ma...

Sedang apa, Ma?
Itulah kata2 yang sering kuucapkan disaat meneleponnya.
Sekedar pemuas keingintahuanku tentang Apa yang sedang dilakukannya?.. Bagaimana keadaannya hari itu?..

Hatiku kerap merasa sedih disaat harus menerima kenyataan bahwa kini ia berubah seiring bergulirnya waktu..
Ingin rasanya aku kembali dan tetap berada di masa kecilku, hanya untuk selalu melihat wajahnya yang cantik, tanpa goresan dan tirus di sekitar pipinya..
Ingin rasanya aku terus berlari hanya untuk mengiringi langkahnya yang besar, saat aku berjalan bersamanya..
Ingin rasanya tanganku yang kecil tetap berada didalam genggaman tangannya, kala aku digandeng olehnya..

Aku tak mau melihat tubuhnya yang terlihat lebih kecil dariku,
Aku tak mau kulitnya berkerut,
Aku tak mau selalu berjalan didepannya,
Aku tak mau memegang lengannya,
Aku tak mau dan tak akan mau bersiap menerima semua kenyataan yang ada,
Itulah keegoisanku.. semata untuk menepis rasa khawatirku tentang dirinya..

Sesungguhnya.. ia tetaplah mamaku yang sama dengan saatku kecil dulu..
Ia tak merasa keberatan dengan aku yang bertumbuh lebih besar darinya,
Ia juga tak pernah mengkhawatirkan pudarnya wajah cantik itu karena dimakan usia dan perjuangan hidup,
Ia bahkan sering tertawa bila disaat berjalan, tanpa sadar aku seakan menyeretnya,
Ia juga tak merasa malu bila aku yang harus memegang lengan ataupun pundaknya,
Ia tetaplah mamaku yang memiliki hati penuh cinta selama tiga puluh tiga tahun usiaku kini..

Saking besar cintanya, aku bahkan tak mau meninggalkannya berada di kamarku seorang diri..
Aku ingin terus menemaninya.. aku tak mau ia kesepian.. aku tak mau meninggalkannya..
Tapi.. “itu bukanlah pilihan yang terbaik, kamu juga harus punya keluarga sendiri” katanya dengan lembut.
Kebijaksanaan dan kesabaran telah membuatnya menjadi Mamaku yang tegar dan perkasa di mataku..
Ia adalah ‘wonder woman’-ku!... juga ‘wonder woman’ didalam keluarga kami!..

HAPPY MOTHER’S DAY, Ma...
Maafkan aku yang selalu saja membuatmu khawatir..
Maafkan aku yang hingga saat ini belum dapat membahagiakanmu..
Biarlah Tuhan selalu mengiringi setiap detikmu didalam kehidupan ini..
Biarlah kasih Tuhan yang abadi selalu melingkupimu dimanapun kau berada..

Tuhan, berikanlah selalu ‘wonder woman’ kami kesehatan dan kebahagiaan sejatimu,
Perbaharuilah selalu hatinya untuk mampu mengikis setiap salah/luka yang kerap kami torehkan padanya,
Ajarilah kami didalam meneladani kelembutan dan kesabaran hatinya yang bersumberkan pada kasih dariMu..
Terima kasih Tuhan, kami boleh memiliki seorang ‘wonder woman’ didalam keluarga kecil kami ini,
A wonder woman – course! She is truly wonderful in our life..
amf*22.12.10

Langit tanpa bintang

Di malam hari, kita terbiasa untuk menyalakan lampu untuk menerangi lingkungan disekitar kita.
Adanya penerangan memudahkan kita untuk mencari dan menemukan sumber cahaya itu.
Sebaliknya, mata terasa enggan untuk terus menatap kegelapan yang terasa melelahkan mata dan tubuh kita.

Seperti halnya bentangan langit di malam hari, kehadiran bintang membuat kita ingin melirik kearahnya..
Terlebih disaat bintang itu seolah mengerdipkan matanya, kita seakan tertarik untuk melihatnya.. terus memandanginya.. lalu mengaguminya.. dan bahkan bersyukur atas keberadaannya..

Sama halnya dengan kehidupan kita.. disaat kita melihat suatu tindakan/sikap/perilaku berupa kebaikan, ketulusan, kesetiaan, dsb.. dan tentu saja dengan mudahnya kita menyetujui bahwa semuanya itu adalah tindakan/sikap/perilaku yang didasari oleh cinta dan mungkin saja kita berusaha untuk membalasnya.. dengan menyukainya, mengaguminya, menyayangi dan mengasihinya, serta mensyukurinya..

Dan disaat apa yang kita terima dibalut oleh tindakan/sikap/perilaku yang acuh, egois, iri hati, kebohongan, kepalsuan, kemarahan, dsb.. kita seperti dibutakan oleh apa yang terlihat itu.. karena semua seolah menyatakan bahwa dibalik semua tindakan/sikap/perilaku itu menunjukkan tidak adanya cinta disana.. sama sekali tidak ada!!.

Namun apabila kita mau menelusurinya lebih dalam.., seumpama langit malam, yang pastinya memang terlihat gelap nan sunyi.. namun jika kita mau menebarkan pandangan kita.. kita pasti menemukan “sesuatu” disana.. entah itu terlihat nyata adanya suatu kerlipan bintang.. atau.. memang tidak ada satupun bintang yang terlihat.. yaitu hanyalah bentangan cakrawala yang terlihat kelam dan bahkan terlihat menakutkan..

Namun sesungguhnya kita mendapatkan “sesuatu” itu disana..
Ya! diantara kekelaman itu.. tetap ada cinta disana..
Cinta sang langit kepada Penciptanya.. Cinta yang mau memberikan apapun..,
Apa adanya dirinya.. keberadaannya secara utuh.. teruntuk yang Tercinta..
Langit tanpa bintang, bukan berarti kehidupan tanpa cinta..
amf*09.12.10

Mungkinkah aku lupakan cinta pertamaku?

Di awal-awal hidupku, aku mengenalnya..
Darinyalah aku tahu tentang arti sebuah belaian hingga pengorbanan sebuah cinta.
Darinya pula aku mengenal suatu dekapan yang mampu menghilangkan perasaan gundah.
Disaat itu aku selalu menghampirinya, mendekatinya.. bermanja dalam pangkuannya,
Dan seraya aku bercerita.. tangannya tidak jarang memeluk dan membelaiku..

Tak hanya kata-kata lembut dan dekapan hangat yang aku peroleh,
Kata-kata tajam yang serasa pisau menusuk hati juga tak jarang aku terima darinya..
Namun, aku tetap saja kembali menghampirinya..
Karna aku mengerti akan ketulusan cintanya kepadaku,
Tidak hanya merasakan bagaimana dicintai, aku pun belajar tentang cinta tanpa pamrih milikya..

Ya, dialah cinta pertamaku.. Orang pertama yang mencium, memelukku..
Memberiku kehangatan disaat aku kedinginan.. dan pelukan disaat aku butuh semangat,
Ia juga orang pertama yang selalu saja ikut bersedih dikala aku menangis.. juga bahagia dikala aku tertawa..
Ia pun mampu tersenyum disaat aku harus meninggalkannya..
Memarahiku dikala aku tidak mau pergi jauh darinya..

Kini setelah pernikahanku, aku harus hidup jauh darinya..
Sering aku tak mampu menahan segala gejolak kerinduan yang ada,
Sering pula aku merasa sepi.. seakan kesunyian menghantui perasaanku,
Tapi ini semua harus aku lalui, sebagai satu langkah besar dalam hidupku..
Meski aku tidak pernah tenang bila satu hari tidak mencarinya,
Aku juga tidak pernah bisa tidur bila belum mengetahui bahwa ia sudah didalam kamar tidurnya,
Hanya ini yang bisa aku lakukan sebagai tanda bahwa aku juga mencintainya..

Waktu yang pernah kulalui bersamanya seakan tidak pernah cukup untuk selalu bersamanya, menemani dan mencintainya, sepanjang sisa hidupnya..
Cinta yang telah dan akan kuberikan seakan tak pernah cukup menggantikan cintanya seumur hidupku..
Bagaimana mungkin aku tidak mencintainya?
Bagaimana juga aku lupa pada cintanya itu?

Tuhan, jika aku dapat terbang, aku ingin selalu setia layaknya seekor burung yang bertengger dibalik jendela di pagi hari.. hanya untuk menyanyikan lagu cintaku untuknya..
Tuhan, jika aku adalah sebuah bintang, setiap malam aku akan selalu turun menghampirinya dan memberikan ciuman selamat malamku untuknya..
Tuhan, tolong jaga papa dan mamaku..
amf*25.11.10

Tirai indah di jendelaku

Setiap kali aku mengingat dirinya.. sekian kalinya aku menepis ingatan masa kecilku tentangnya..
Bukan inginku dan juga bukan salahku bila aku dilahirkan sebagai seorang perempuan,
Dan sebenarnya juga bukan salahnya bila ia memperlukanku berbeda dibanding dengan kakakku laki2..
Bahkan tidak hanya aku, sebagai cucunya.. terhadap anak-anaknya-pun, ia berbuat yang sama..
Seiring pertumbuhanku.. aku berusaha dan terus berusaha untuk memaklumi dan mengerti hal itu..
Aku juga terus berusaha untuk menerima apapun dirinya..
Dan berusaha mengganti tirai kusam yang lusuh itu..
Yang kerap kali menghiasi jendelaku, setiap kali aku ingin menyayangi dan mengasihinya..

Dan disaat sosok itu terbaring tidak berdaya,
Saat dimana bernapas adalah hal yang melelahkan untuknya..
Senyuman sesekali mengukir wajahnya saat dibujuk dan dipuji agar mau menelan lagi satu sendok makanan..
Saat itulah terlihat wajah yang telah dimakan usia itu, berparas cantik ditambah adanya lesung di pipi kirinya..
Aku sebagai cucunya.. seumur hidupku.. baru melihat senyuman yang ber-lesung pipi itu..

Dan disaat waktu Tuhan telah tiba..
Disaat kehidupan bersamaNya terlihat dan terasa lebih indah..
Kami semua harus rela melepas kepergiannya..
Begitu juga dengan perginya tiraiku yang kusam..
Ia telah menghilang.. pergi ditelan sang waktu..

Tuhan telah memberikan sesuatu yang lain di jendela hatiku.. sebuah tirai baru berwarna merah muda,
Tirai itu penuh dengan hiasan pita disetiap sisinya, semanis memori masa kecilku saat-saat bersamanya.. saat ia mengajakku ke pasar dan membelikan pita-pita lucu, penghias rambutku..
Jendelaku kini dipenuhi bunga-bunga indah dengan warna-warna cerah, secerah sinar mentari yang mencoba menerobos masuk melalui celah bunga-bunga dari tirai itu..
Terima kasih Tuhan atas tirai baruku ini.. sungguh aku menyukainya.. kini aku slalu mencintainya..
Selamat jalan Omaku tersayang..
amf*03.11.10

Kemiskinan yang memperkaya - Bag.2

Pagi hari yang cerah tiba2 berganti dengan bau tetesan air hujan yang membasahi bumi, menjadikan dahi ini mengernyit dan membuat semakin malas saja langkah kaki ini ke kamar mandi untuk bergegas.. satu dua gayung kusirami tubuhku tetap saja membuat pikiran ini semakin melayang jauh dari tempatku mempersiapkan diri untuk berangkat.. terbayang jenuhnya hari-hari belakangan ini dengan beban pekerjaan di kantor yang terasa menyiksa bathin ini..

Pikiran untuk malas berangkat tetap mengiringi gerakanku memakai baju dan bersiap untuk berangkat bekerja.. dan aku pun berangkat dengan kusutnya pikiranku.. hatiku yang bersedih karena tetap harus memaksakan diri untuk berangkat.. semua orang mungkin bisa melihat wajahku yang menampakkan kekusutan pikiran dan hatiku..

Perjalananku tetap diiringi oleh nyanyian alam rintikan air hujan yang kali ini tidak lagi membasahi genting rumahku, yang kini telah berganti membasahi mobil yang aku tumpangi. Meski hujan tak lagi deras, tapi aku tetap dapat merasakan dinginnya air yang menusuk-nusuk tubuhku.. untungnya mobil memang diciptakan untuk mewadahi air hujan itu sehingga air hujan itu tidak secara nyata menusuk tubuhku, melainkan hatiku yang terasa ditusuk hingga aku pun menggigil.

Dari kejauhan, aku melihat seorang ibu membersihkan kaca-kaca mobil yang terpaksa berhenti karena lampu menyala merah di perempatan itu. Dari mobil ke mobil kuperhatikan ia bergerak melangkahkan kakinya.. ada yang memberinya uang, ada yang memberikan lambaian tangan, ada juga yang memberikan sebuah gambaran sosok berbentuk patung yang diam tak bergeming, dingin, tanpa tanda ataupun pesan..

Sang Ibu berperawakan gemuk itu tetap bergerak mengikuti sederetan mobil yang berhenti itu, sambil berlomba dengan sang mesin pengontrol waktu dari lampu merah itu.. untuk mendapatkan uang sebanyak mungkin, meski dalam keadaan harus bermandikan air curahan dari langit, ia tetap berusaha..

Dan setiap langkahnya itu telah menyisakan kesan yang berbeda di hati setiap pengendara yang ada.. namun ia tetap berusaha.. meski saat itu harus bertemankan tetesan air hujan, ia tetap penuh semangat menguraikan senyumnya.. kepada siapapun... tidak hanya kepada pengendara yang ada, tapi juga kepada setiap kaca-kaca dari mobil yang disekanya...

Melihat itu, hatiku tergetar.. seakan terbius oleh lambaian tangannya yang mengelap kaca-kaca mobil dengan buaian berupa senyumnya itu.. ternyata hatiku ini tak se-kaya hati milik Ibu itu.. Tuhan, ampunilah aku..
amf*07

Kemiskinan yang memperkaya - Bag.1.

Peristiwa kerusuhan beberapa tahun yang lalu terjadi di negara ini telah mengubah hidup sekian banyak orang, terutama bagi mereka yang mengalaminya secara langsung.. ada yang berubah drastis menjadi kaya, ada juga yang berubah drastis menjadi miskin..

Selain uang yang menjadi takaran suatu kekayaan.. ternyata jiwa juga bisa menjadi suatu takaran kekayaan. Setelah kerusuhan itu terjadi, banyak dari mereka yang awalnya kaya secara uang namun secara kejiwaan ada yang mengalami kemiskinan dalam hatinya... akibat trauma yang dialaminya itu, ia menjadi stres, terganggu jiwanya.. bahwa rumah/tokonya hancur porak poranda, bahwa dalam waktu semalam hanya pakaian yang melekat ditubuhnyalah saat itu satu-satunya harta yang dimilikinya, bahwa sekian banyak hutang yang harus dibayar akibat dari barang2 dagangan yang habis karena dijarah, dan sebagainya.. sehingga tak sedikit orang yang meninggal membawa goresan luka yang dalam akibat tak lagi mampu menghadapi kenyataan yang ada...

Namun ada juga yang malah tetap menjadi kaya... sebab bukan lagi uang yang menjadi ukuran kekayaan baginya, melainkan kedamaian.. hatinya mampu berdamai dengan dirinya sendiri, dengan apa yang telah dan akan dihadapinya, dengan lingkungannya, atau yang lainnya...

Yang semuanya itu menimbulkan perasaan syukur.. mensyukuri atas segala apa yang tersisa.. atas keselamatannya/keluarga, atas segala kejadian/situasi yang telah dialaminya itu.. dan atas yang lainnya.. yang mampu mengubahkan kemiskinan yang dialaminya itu menjadi kekayaan hati yang tak terbilang jumlahnya.. yang bahkan tidak akan dapat diambil/dicuri oleh siapapun juga.. kecuali oleh dirinya sendiri..

Apakah kita mau belajar untuk mensyukuri segala sengsara dan nikmat yang kita dapatkan dalam kehidupan ini?
amf*19.09.10

Menciptakan tanah yang subur

Kata maaf telah diucapkan..
Entah dengan ketulusan hati ataukah hanya pemanis mulut, semata untuk membuat suasana terasa tenang dan hati seakan damai..
Entah apakah si penerima mampu melihat tulus/tidaknya maaf yang telah diucapkan.. andaikan ia melihat adanya ketulusan, namun bila kata itu tetap tak mampu mencairkan kebekuan di hatinya.. kata maaf itu seakan sia-sia untuknya.. tapi tidak demikian halnya bagi si pengucap maaf yang telah melakukannya dengan hati tulus..
Kata boleh diucapkan.. hati jua yang menentukan..

Hati ibarat sebuah tanah lapang..
Mau tak mau selalu menerima teriknya panas sang mentari, derasnya hujan yang turun dari langit, dinginnya angin malam yang seakan menguliti setiap lapisannya, bahkan badai apapun yang datang menghampirinya.. siap tak siap, ia dianggap mampu menghadapinya..
Belum lagi hadirnya kerikil-kerikil yang tajam, bebatuan, dsb.. yang mampu mengoyakkan sang tanah dan menghancurkannya hingga menjadi beku, kering.. lalu menjadi tanah yang mati..
Namun ada juga gerombolan-gerombolan semut, cacing tanah, dan yang lainnya.. yang turut meringankan pekerjaan pak petani dalam menggemburkan tanah untuk kemudian menjadikannya tanah yang subur..

Apakah kata maaf yang diucapkan.. ditabur di tanah yang subur ataukah tanah kering/mati..?
Apakah kata maaf itu diucapkan.. dari tanah yang subur ataukah juga tanah yang kering/mati..?
Dan... apakah tanah yang semula subur itu malah kemudian mengering/mati..?
Ataukah sebaliknya.. dengan kata maaf itu tanah berubah menjadi subur..

Bagaimana dengan kata maaf yang pernah/biasa kita ucapkan..?
Semoga kita semakin dimampukan untuk menciptakan tanah yang subur, yang mampu memberi dan juga menerima apapun itu sebagai pekerjaan yang tetap menjadikannya subur, baik tanah milik kita sendiri maupun tanah sesama kita..
amf*12.09.10

Met Lebaran..

Mentari pagi membangunkan setiap hati
untuk bangkit menyambut hari baru penuh kemenangan,
tubuh pun melangkah..
membingkai hati yang telah dirajut kebijaksanaan dan kerendahan hati,
untuk mau menyatukan telapak tangan,
menundukkan kepala dan bersimpuh,
sambil menyampaikan salam penuh penyesalan..
MINAL AIDIN WAL FAIDZIN,
mohon diberikan maaf, lahir dan bathin..
agar hati keduanya kian dilapangkan,
dan hari depan pun terbentang indah penuh dengan binaran cinta yang telah menang,
mengalahkan segala kesalahan, kelemahan, kekurangan, kekhilafan, kesombongan,keangkuhan,...
dan Sang Pencipta pun dimuliakan.

SELAMAT HARI RAYA IDUL FITRI
amf*09.09.10

LUPA BERSYUKUR

“Saya sudah dua rit nih mba seperti ini!” demikian pernyataan seorang supir angkot kepadaku, kemudian sang supir mengeluhkan tentang lesunya penumpang di hari itu... meski sejak dari awal aku naiki angkot itu, hati ini sudah merasa bosan juga memperhatikannya mengendarai mobil angkot yang kunaiki itu dengan perlahan-lahan, belum lagi sesekali berhenti disetiap gang dan orang-orang yang berdiri di tepian jalan. Tapi dengan menahan kegelisahanku, aku biarkan supir angkot itu berbuat seperti itu, pikirku, “ya tak apalah, kasian juga ia kalo hanya aku saja penumpangnya.” Dalam diam, kuperhatikan setiap ruas jalan yang dilaluinya, sambil berharap dalam hati supaya segera ada penumpang lain yang ikut bersama kami.

Tuhan seakan menjawab keluhan pak sopir itu, satu orang, dua orang mulai menaiki angkot yang dibawanya, dalam hati aku pun berucap dalam hati, “Tuhan, terima kasih,” dengan bersemangat pak sopir pun semakin mantap mengemudikan kendaraannya, aku pun mengintip dari kaca spion mobil yang ada disebelah kiriku, benar saja mobil angkot sudah mulai keliatan penuh.., lalu sambil melirik kearahnya, aku pun berujar.. “alhamdulilah!”, sambil melihat kearahku, pak supir pun mengikutiku berucap, “alhamdulilah.”

Tuhan, ampuni kami yang seringkali mengeluh dan selalu mengeluh kepadaMu...
Tuhan, ampuni kami yang seringkali lupa untuk bersyukur kepadaMu disaat kami mendapatkan berkat dariMu...
amf*08.10

RASA SEPI YANG TAK TEROBATI

Dahulu hati ini selalu saja merasa sepi, kosong..
Lalu kucoba mencari dan terus mencari sosok yang penuh kasih yang mampu mengisi setiap relung hati ini dengan segala cinta yang dimilikinya... satu, dua,... akhirnya kudapati sosok itu... lalu hati ini pun tidak lagi merasa hampa, sunyi, kering...

Hari demi hari berlalu.. bulan demi bulan hingga ke tahun... kepenuhan yang ada dihati mulai membentuk sebuah bongkahan cinta, namun tetap saja menyisakan perasaan sunyi yang tetap ada meskipun sosok yang kumiliki itu ada bersamaku..

Rasa sepi ini tidak terobati oleh siapapun! Tak peduli siapa dan seperti apapun sosok itu...

Rasa sepi ini tidak akan pernah terobati meskipun sosok itu mempunyai kasih yang katanya seluas samudra atau bahkan sedalam lautan sekalipun...
Rasa sepi ini hanya dapat diobati dengan sentuhan Tuhan yang hadir memberkati hari-hariku... belaian lembutnya yang menyapaku setiap saat.. bisikan kata cintaNya yang menenangkan aku dikala kegelisahan datang menghampiriku.. pertolongannya yang datang menopangku disaat aku membutuhkanNya...

Ya hanya Dia, obat yang mujarab bagi setiap hati..
Hadirkanlah Ia diantara pencinta-pencinta yang engkau miliki... maka rasa sepi hilang, berganti dengan kedamaian cinta bersamaNya... sukacita yang kekal dalam naungan bulir-bulir kasih dariNya.
amf*07.10

Mimpi sang putri

Suatu waktu, putri hidup penuh kebahagiaan cinta bersama keluarganya. Deraian air mata yang mengalir dari pancaran bola matanya hanyalah air mata kebahagiaan, kekagumannya pada kasih yang diberikan sang Pencipta kepadanya. Kemewahan yang dimilikinya takkan mampu mengalahkan mewahnya permata yang ada didalam ruang hatinya. Harmonisasi dalam setiap alunan lagu yang dinyanyikannya tetap kalah dengan keharmonisan bahtera rumah tangga miliknya, adanya suami tercinta yang sangat penuh kasih dan cinta selalu menemani, menjaga dan menopang bahtera hidup bersama menjadi indah setiap saat, juga dilengkapi oleh kehadiran anak2 yang lucu dan menggemaskan mampu membesarkan hati setiap orang tua untuk berbangga atas pribadi n prestasi mereka, juga orangtua yang tetap selalu setia menemani sehingga lengkap sudah keutuhan hidup ini seumpama alunan lagu yang merdu dengan iringan alat musik yang semuanya saling melengkapi, menunjang, menjaga, menghibur.. dan kebahagiaan pun terlahir indah melalui ciptaan yang tak sempurna, namun dengan adanya usaha, semangat, kebersamaan, kesabaran, pengertian dan saling menghargai, maka terciptalah untaian lagu nan sempurna itu.

Ketika hari menjelang pagi, secercah cahaya menerobos masuk melalui tirai jendela.. sehingga membuat kamar sang putri berubah terang..
Lalu sang putri pun terbangun dari tidur lelapnya.. dengan hati yang bahagia, terbayang segala kesempurnaan yang telah dimilikinya..
Namun kenyataan hidup menyadarkannya bahwa semua itu belumlah diraihnya.. bagaikan tersadar dari tidur bertahun2 lamanya, ia pun menyadari bahwa semua itu haruslah diusahakannya, tak bisa dengan hanya tidur saja.. maka ia pun bertekad untuk mencoba.. meraih apa yang diimpikannya itu.. meskipun realita yang ada saat ini tidak sama dengan apa yang ia harapkan.. meski buruk atau berbeda jauh sekalipun, ia harus terus berusaha..

Satu hal yang menjadi pegangannya adalah bahwa sang pencipta selalu mencintainya.. maka satu persatu diambilnyalah jalan terbaik. Disaat hendak melangkah, ia membawanya kepada sang Pencipta, memohon berkat atas jalan yang hendak dilaluinya, memohon rahmat untuk mampu melaksanakan segala kehendakNya, memohon hikmat didalam melakukan suatu hal/tindakan. Keyakinannya adalah hidupnya saat ini adalah hasil karya tangan sang pencipta baginya, dan itu adalah suatu karya yang indah, ajaib, apa adanya dirinya. Maka kehidupannya selanjutnya juga dalam karya tanganNya maka apapun yang terjadi pastilah yang terbaik dan terindah baginya..

Maka sang putri pun segera bangkit dengan penuh semangat hidup yang menyalakan api kasih dari sang pencipta.. keyakinannya begitu kuat terpatri dalam hatinya, karena disitu ada terukir indah janji penciptanya yang manis itu.. hari itu terasa indah.. apapun yang terjadi.. apapun yang dialaminya, ia tetap mampu tersenyum bahagia, menerima, bersyukur, karena ia tahu akan hikmat dan rencana indah yang telah dirancangkan sang pencipta baginya..
Dan di malam hari itu, saat sang putri membaringkan tubuhnya diatas tempat tidurnya, ia mampu tersenyum dan berdoa ucapan syukurnya kepada sang pencipta yang telah memberikannya keindahan hati sepanjang hari itu.. dan ia pun kembali bermimpi yang sama..
Namun di pagi harinya, saat sang mentari hadir didalam kamarnya.. meski terasa bagaikan matahari itu terbit diatasnya, yang dalam sekejap membangunkannya dari kelelapannya..

Namun senyuman bahagia itu tetap terukir di wajah mungilnya.. berbeda dengan hari sebelumnya.. kini senyuman itu selalu mengukir wajahnya setiap saat, tidak hanya didalam mimpi saja.. hari2 hidupnya tetap memancarkan rona kebahagiaan dari dalam hatinya..
Meski hari2 yang dihadapinya tak sama, atau bahkan tak seindah didalam mimpinya, namun kebahagiaan, kedamaian, dan sukacita yang sama tetap dapat dimilikinya.. tidak hanya dibalik selimut dan bantal pelelap tidurnya, namun juga bersama dengan sang waktu yang selalu mengiringi langkah2 hidupnya setiap saat, semua itu tetap dimilikinya.. seakan impian jadi kenyataan..
amf*05.07.10

AKU & DIA

This is not the end of our life, not even the end of our love,
This is only the beginning...


DIA,
seorang pria yang kukenal sejak beberapa tahun yang lalu,
kepribadiannya membuatku terpesona lalu memilihnya menjadi pasangan hidupku,
seseorang yang dapat aku andalkan disaat aku membutuhkannya,
yang dengan sabar selalu memberikan perhatiannya untukku,
juga yang selalu mau berusaha untuk membuatku merasakan rasa sayangnya padaku,
yang tidak menyukai sikap ngambek dan marah2ku.

As the mountain climber standing at the foot of a majestic mountain,
Together we start this wonderful journey with God as a part of our union.


AKU,
seorang wanita yang disukainya sejak pertama berkenalan dan jadi tambatan hatinya,
terlihat cantik di matanya dan menerima dia apa adanya tlah membuat dia jatuh hati,
yang terlihat pintar dan mampu mengatur membuatnya memiliki `super girl`-nya dia,
yang memiliki pendirian untuk berkembang dan membuat pandangannya berubah,
juga yang selalu mau terus memberi perhatian, bersikap dan berkata mesra kepadanya,
yang tidak menyukai sikap marah dan kebiasaan buruknya.

Today is part of Our Love Life,
Meet & unity in God's Love, fill & share moments in Life together,
Start this Life journey, be as One forever.


amf*20.06.10.
http://mydiary.weddingku.com/robbycisca/

In HIS time

When everything goes right, I want the time always be mine.
When everything goes wrong, I want the time get over me.

When I have something in my dream, I want the time is getting closer to me,
to make the dream come true soon.

I want control the time,
seems that I forgot that God has HIS own time and HE expect me to wait,
so when the time is coming, HE guarantees that I will be very happy...
In HIS time.

amf*05.10.

Kepadamu seorang..

Dari orangtua, aku belajar mengenai kasih dalam kesetiaan,
Dari saudara, aku belajar mengenai kasih dalam persaudaraan,
Dari teman-teman, aku belajar mengenai kasih dalam perbedaan,
Dari kekasihku, aku belajar mengenai kasih dalam kesabaran.
Dari dunia, aku belajar mengenai kasih dalam keragaman,
Dari Allah, aku belajar mengenai kasih dalam pengampunan,

Dengan segala kasih yang kukenal dan kuperoleh selama hidupku,
Aku mencoba untuk memberikanmu kasih yang belumlah sesempurna kasih Bapa kepadamu,
Namun kasih itu keluar dari lubuk hatiku yang paling dalam dengan segala ketulusan didalamnya,
Yang hanya kuberikan kepadamu seorang...
amf*05.10

KASIH yang TIADA duanya!!

Manusia boleh mencinta bahkan dengan kasih yang seindah pelangi atau seharum melati ataupun semerdu dentingan piano dengan melodi romantis, atau juga secerah embun di pagi hari, atau bahkan sedalam lautan sekalipun..

Namun tetap tidak akan mampu memberikan KASIH yang mampu mencipta, merawat, menjaga, memperhatikan, melindungi, menopang, mengangkat, membelai, juga sekaligus mencintai dengan cara menngorbankan dirinya, martabatnya sendiri meski terluka, khusus untuk orang yang dicintainya..

Tanpa adanya keinginan ataupun niat untuk pamrih, perasaan sesal dikemudian hari, ataupun amarah yang hanya memancar keluar dari sepasang matanya..
Yang ada hanyalah sebuah hati yang banyak terluka, sepasang mata yang banyak meneteskan air mata, sepasang tangan yang tiada hentinya terus memberi, dan juga bahu yang tiada lelah menopang dan mengangkat..

KASIH itulah yang sungguh TIADA duanya!!
Terima kasih TUHAN, atas KASIH setia-MU disepanjang hidupku.
amf*12.04.10

Salib di puncak gunung

Bukan lagi salib tanda penghinaan,
Juga bukan salib tanda keangkuhan dan kekuasaan,
Melainkan tanda kerendahan hati dan pengampunan seorang Anak Manusia yang rela mengorbankan diriNya bagi dosa2 manusia yang telah melukaiNya.
Melainkan tanda kemenangan atas segala godaan dan cobaan yang ditawarkan oleh dunia.
Melainkan tanda adanya keselamatan dan kehidupan kekal bagi siapapun yang percaya kepadaNya.

Dari kejauhan kupandangi salib yang berada di puncak gunung itu.
Terbayang akan kisah penyaliban seorang Anak manusia...
Merasakan dinginnya angin yang menembus kulit yang harus tergantung dengan rasa perih karna luka yang menganga.
Rasa itu belumlah seberapa dibandingkan dengan pedihnya hati karena rasa sepi, terasa sendiri menghadapi semuanya... bahkan kehadiran Bapa juga seakan hilang ditelan kesendirian itu.

Belum lagi dengan penghinaan, hujatan dan cacian yang aku terima, seakan semua mata yang hadir ikut serta menuduhku, karena tidak adanya pembela bagiku.
Hidupku ini bukanlah milikku sendiri, melainkan milik BapaKu, sudah selayaknyalah kuteguk cawan ini dan tidak membiarkannya lalu dariKu.
amf*02.04.10.

Happy Easter

Hari kemenangan tlah tiba..
Marilah kita isi dengan ketulusan hati,
Yang terpancar melalui senyuman yang terukir di wajah kita,
Untuk penuhi dunia ini dengan kasih dan kedamaian.
HAPPY EASTER
amf*02.04.10

KEMATIAN YANG MEMBAWA KESELAMATAN/KEDAMAIAN

Kehilangan seseorang yang terkasih apalagi disaat yang tak terduga, membuat hati pedih akan rasa kehilangan yang dalam. Memandang tubuh yang telah terbujur kaku membuat air mata penuh rasa kehilangan mengalir deras seiring dengan bayangan akan kenangan terakhir saat bersamanya. Rasa penyesalan datang menyelinap seiring dengan terngiangnya pesan-pesan yang kini menjadi pesan terakhirnya yang tak terlupakan.
Kata-kata terakhir itu jadi kesedihan di hati karena belumlah dapat memenuhi keinginannya bahkan hingga disaat terakhirnya itu, membuat hati lebih teriris lagi larut dalam kesedihan yang mendalam.

Dalam duka, kupanjatkan doa untuk yang terkasih itu dengan memandang salib yang ada didepanku.
Kulihat salib yang hina itu dan aku pun teringat akan kisah yesus yang tersalib itu.
Memandang salib Yesus yang semula adalah lambang kehinaan.

Bagaimana dengan perasaan Maria yang ketika saat itu hanya dapat memandang Anaknya yang sangat dikasihinya harus wafat diatas kayu salib yang hina itu. Melihat kekejian yang dilakukan terhadap Anaknya, terasa mengiris-iris hati seorang Ibu yang turut merasakan penderitaan yang dialami oleh buah hatinya, yang hanya mampu bergumam dalam hati ingin menggantikan posisi Anaknya.

Hati seorang Ibu tidak percaya akan kenyataan yang ada dihadapannya, melihat Anaknya tergantung di atas kayu salib setelah didera dan disiksa hingga tubuh dan wajahnya penuh dengan luka, padahal baru beberapa hari saja orang-orang disekitarnya bersorak sorai memujiNya. Tapi mengapa saat ini mereka bertindak keji ?.
Hatinya kagum sekaligus teriris menyaksikan Anak yang dikasihinya itu dengan pasrah menerima ketidakadilan yang menimpanya itu. Meski dikhianati dan dilupakan oleh murid-muridNya, meski diejek, diolok, dihina dan direndahkan, IA tetap mengasihi dan mendoakan mereka, "Ya Bapa, ampunilah mereka, mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat."

Hati siapa yang takkan miris kala melihat dan medengar semuanya itu tanpa mampu berbuat apapun hingga disaat waktuNya tiba, seorang Ibu hanya mampu menatap wajah Anaknya dengan tubuh yang sudah terbujur kaku. Yang sejak bayi dilahirkannya ke dunia, kini harus menderita siksaan hingga wafat dalam usia yang masih muda, bahkan hatiNya diberikanNya untuk semua orang.. termasuk orang-orang yang melukaiNya.

Ibu hanya mampu memandang wajah Anaknya yang berada dalam pangkuannya dengan hati penuh kesedihan dan ungkapan doa kepada Allah karena yakin bahwa itulah rencana Allah yang terbaik bagi Anaknya agar Allah ditinggikan dan dimuliakan.
Sehingga seluruh umat manusia dapat memperoleh kehidupan kekal di Surga bersama Bapa karena Anaknya telah mengalahkan maut dengan jalan dan kebenaran yang Ia lakukan supaya manusia dapat memperoleh kedamaian abadi dan kehidupan kekal di surga.

Disaat kita menghadapi ketidak-adilan, apakah kita mampu menghadapinya dengan berjiwa besar?
amf*04.10.

Rasa sedih akan kehilangan seseorang yang dicintai

Disaat kehilangan seseorang yang dikasihi, terasa bagaikan petir yang menggelegar, menggetarkan dan menggoncang seluruh tubuh akan rasa tidak percaya akan kenyataan yang ada.

Disaat memandang tubuh yang tergeletak diam dalam kekakuan, perasaan seakan bergejolak, mempertanyakan "mengapa ini terjadi?, tadi pagi masih bisa berdiri dan berbicara.." semua pertanyaan muncul bertubi-tubi seiring dengan berputarnya rentetan peristiwa terakhir yang bersamanya dan terngiang kata-kata yang diucapkannya itu sebagai pesan terakhirnya untukku.

Meski dalam tangis yang dalam, aku mencoba untuk mengajaknya berbicara, sambil berharap ia akan bernafas kembali setelah mendengar suaraku, namun tubuh itu tetap diam tak bergerak, terbujur dalam kekakuannya.

Rasa kehilangan yang besar membuat hati ini berduka meski ada rasa ingin berontak, menganggap itu semua hanya mimpi dan berharap agar orang itu tetap hidup sehingga aku dapat memberikannya kebahagiaan yang lebih dan lebih lagi...

Selamat jalan Opaku tersayang, maafkanlah cucumu ini yang belum dapat melakukan keinginanmu, memberikanmu kebahagiaan disaat engkau masih bersama kami. Namun aku yakin engkau tetap dapat melihat dan merasakan kebahagiaanku dari tempatmu berada, disaat waktuku tiba. Disaat itulah engkau turut berbahagia bersama kami orang-orang tersayangmu.

Doa dan sayangku selalu untukmu Opa, aku mencintaimu... Berbahagialah dalam pelukan kasih Bapa di Surga.
amf*26.03.10

Persembahan Si Miskin

Disaat hidup dengan keuangan yang terbatas, terasa sulit untuk memberi diri dalam pelayanan, terlebih bila dalam pelayanan itu memerlukan uang.
Meneladani seorang janda miskin yang memberi dari kekurangannya, terasa sungguh amatlah berat dalam melakukannya, karena terbayang segala kemewahan dan gemerlapnya dunia yg seringkali berusaha membawa jiwa ini untuk ikut berlomba meraih dan memilikinya.
Terkadang jiwa mampu menahan diri untuk tetap bersyukur dan terus memberi dalam kekurangan, namun disaat melihat kenyataan dan godaan didepan mata, belum lagi orang-orang yang seakan menjauh, semakin membuat silau jiwa dan miris hati, lalu tergoda untuk meraihnya.

Jangankan menggerakkan tangan untuk memberi, karena hati seakan beku.
Andaikan memberi pun, hati bahkan tertutup untuk menerima hasil dari memberi itu, karena tidak adanya rasa sukacita dan damai disana.

Maka jangankan untuk memberi, sebaliknya berharap akan belas kasihan orang lain untuk peduli atau bahkan memberikannya apa yg diinginkan. Hati juga menjadi hampa karena yang diinginkannya tidak dimilikinya. Jiwa pun terasa remuk tak berdaya karena apa yang ingin dilakukannya terasa sulit untuk dilakukannya.

Sebaliknya, apabila kehidupan dengan keadaan ekonomi yang lebih baik, betapa mudahnya kita untuk memberi, itupun masih dalam taraf sekian persen dari apa yang diterimanya. Sehingga lebih mudah untuk melayani dengan keadaan diri dan kehidupan yang lebih baik.

Tuhan, ajarilah aku tentang bagaimana memberi seperti hati 'kaya' milik si janda miskin itu...
amf*04.03.10

Ku Cinta Kau!

Kala aku sujud dihadapanMu melantunkan pujian dan doaku kepada Bunda tercinta, perlahan terbayang kisah2 dalam perjalanan hidupku.. Aku pun teringat akan campur tangan Tuhan didalamnya dan aku pun bersyukur karenanya serta yakin akan karya tanganMu didalam perjalanan hidupku selanjutnya.

Kala kupandangi sosok wanita penuh kasih yang ada didepanku, aku pun teringat akan segala uluran tangannya bagiku hingga saat dimana aku sujud dihadapannya.. Aku merasa sangat mencintainya.
Aku menyadari keberadaanku yang sesungguhnya, meskipun aku sudah diangkat menjadi anakNya, aku sadar bahwa saat pertama aku mencintaiNya hanyalah karena aku suka akan tampilannya yang dari luar telah mempesonaku, mempesona hidupku dengan segala kelimpahanNya untukku melalui keluarga temanku yang aku lihat begitu penuh akan cinta dan kasih Tuhan.

Kini setelah puluhan tahun aku bersamaNya, mencintaiNya.. Seperti halnya butiran rosario yang kumiliki sejak saat itu, yang perlahan-lahan warnanya pun mulai pudar, namun aku semakin dapat melihat penampilanya dari dekat, semakin mengenal siapa sesungguhnya Tuhanku itu, semakin merasakan kehadiranNya didalam hidupku, semakin merasakan betapa besar kasih dan cintaNya kepadaku dan kepada orang-orang disekitarku..

Dan aku pun semakin mencintainya.. Ku akan selalu mencintaiNya karena bersamaNya hidupku jadi berarti. Kini butiran itu semakin kurasakan terlihat jelas kilapnya dan itu kian mempesonaku meski kini warnanya tlah semakin memudar.
amf*02.10