Salib di puncak gunung

Bukan lagi salib tanda penghinaan,
Juga bukan salib tanda keangkuhan dan kekuasaan,
Melainkan tanda kerendahan hati dan pengampunan seorang Anak Manusia yang rela mengorbankan diriNya bagi dosa2 manusia yang telah melukaiNya.
Melainkan tanda kemenangan atas segala godaan dan cobaan yang ditawarkan oleh dunia.
Melainkan tanda adanya keselamatan dan kehidupan kekal bagi siapapun yang percaya kepadaNya.

Dari kejauhan kupandangi salib yang berada di puncak gunung itu.
Terbayang akan kisah penyaliban seorang Anak manusia...
Merasakan dinginnya angin yang menembus kulit yang harus tergantung dengan rasa perih karna luka yang menganga.
Rasa itu belumlah seberapa dibandingkan dengan pedihnya hati karena rasa sepi, terasa sendiri menghadapi semuanya... bahkan kehadiran Bapa juga seakan hilang ditelan kesendirian itu.

Belum lagi dengan penghinaan, hujatan dan cacian yang aku terima, seakan semua mata yang hadir ikut serta menuduhku, karena tidak adanya pembela bagiku.
Hidupku ini bukanlah milikku sendiri, melainkan milik BapaKu, sudah selayaknyalah kuteguk cawan ini dan tidak membiarkannya lalu dariKu.
amf*02.04.10.

No comments: