Setiap kali aku mengingat dirinya.. sekian kalinya aku menepis ingatan masa kecilku tentangnya..
Bukan inginku dan juga bukan salahku bila aku dilahirkan sebagai seorang perempuan,
Dan sebenarnya juga bukan salahnya bila ia memperlukanku berbeda dibanding dengan kakakku laki2..
Bahkan tidak hanya aku, sebagai cucunya.. terhadap anak-anaknya-pun, ia berbuat yang sama..
Seiring pertumbuhanku.. aku berusaha dan terus berusaha untuk memaklumi dan mengerti hal itu..
Aku juga terus berusaha untuk menerima apapun dirinya..
Dan berusaha mengganti tirai kusam yang lusuh itu..
Yang kerap kali menghiasi jendelaku, setiap kali aku ingin menyayangi dan mengasihinya..
Dan disaat sosok itu terbaring tidak berdaya,
Saat dimana bernapas adalah hal yang melelahkan untuknya..
Senyuman sesekali mengukir wajahnya saat dibujuk dan dipuji agar mau menelan lagi satu sendok makanan..
Saat itulah terlihat wajah yang telah dimakan usia itu, berparas cantik ditambah adanya lesung di pipi kirinya..
Aku sebagai cucunya.. seumur hidupku.. baru melihat senyuman yang ber-lesung pipi itu..
Dan disaat waktu Tuhan telah tiba..
Disaat kehidupan bersamaNya terlihat dan terasa lebih indah..
Kami semua harus rela melepas kepergiannya..
Begitu juga dengan perginya tiraiku yang kusam..
Ia telah menghilang.. pergi ditelan sang waktu..
Tuhan telah memberikan sesuatu yang lain di jendela hatiku.. sebuah tirai baru berwarna merah muda,
Tirai itu penuh dengan hiasan pita disetiap sisinya, semanis memori masa kecilku saat-saat bersamanya.. saat ia mengajakku ke pasar dan membelikan pita-pita lucu, penghias rambutku..
Jendelaku kini dipenuhi bunga-bunga indah dengan warna-warna cerah, secerah sinar mentari yang mencoba menerobos masuk melalui celah bunga-bunga dari tirai itu..
Terima kasih Tuhan atas tirai baruku ini.. sungguh aku menyukainya.. kini aku slalu mencintainya..
Selamat jalan Omaku tersayang..
amf*03.11.10
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment