Kemiskinan yang memperkaya - Bag.1.

Peristiwa kerusuhan beberapa tahun yang lalu terjadi di negara ini telah mengubah hidup sekian banyak orang, terutama bagi mereka yang mengalaminya secara langsung.. ada yang berubah drastis menjadi kaya, ada juga yang berubah drastis menjadi miskin..

Selain uang yang menjadi takaran suatu kekayaan.. ternyata jiwa juga bisa menjadi suatu takaran kekayaan. Setelah kerusuhan itu terjadi, banyak dari mereka yang awalnya kaya secara uang namun secara kejiwaan ada yang mengalami kemiskinan dalam hatinya... akibat trauma yang dialaminya itu, ia menjadi stres, terganggu jiwanya.. bahwa rumah/tokonya hancur porak poranda, bahwa dalam waktu semalam hanya pakaian yang melekat ditubuhnyalah saat itu satu-satunya harta yang dimilikinya, bahwa sekian banyak hutang yang harus dibayar akibat dari barang2 dagangan yang habis karena dijarah, dan sebagainya.. sehingga tak sedikit orang yang meninggal membawa goresan luka yang dalam akibat tak lagi mampu menghadapi kenyataan yang ada...

Namun ada juga yang malah tetap menjadi kaya... sebab bukan lagi uang yang menjadi ukuran kekayaan baginya, melainkan kedamaian.. hatinya mampu berdamai dengan dirinya sendiri, dengan apa yang telah dan akan dihadapinya, dengan lingkungannya, atau yang lainnya...

Yang semuanya itu menimbulkan perasaan syukur.. mensyukuri atas segala apa yang tersisa.. atas keselamatannya/keluarga, atas segala kejadian/situasi yang telah dialaminya itu.. dan atas yang lainnya.. yang mampu mengubahkan kemiskinan yang dialaminya itu menjadi kekayaan hati yang tak terbilang jumlahnya.. yang bahkan tidak akan dapat diambil/dicuri oleh siapapun juga.. kecuali oleh dirinya sendiri..

Apakah kita mau belajar untuk mensyukuri segala sengsara dan nikmat yang kita dapatkan dalam kehidupan ini?
amf*19.09.10

No comments: