Sekuntum bunga mawar yang tumbuh indah, yang menebarkan keharumannya, mampu menyegarkan taman hati kita, namun akan ada saat baginya untuk mati dan layu.
Kehadiran manusia di muka bumi ini, sejak dilahirkan ke dunia ini pasti memiliki arti bagi siapapun yang ada disekelilingnya, tak peduli siapa dirinya dan berapapun usianya. Sebab kasih dan rancangan Tuhan tetap ada dan selalu indah.
Kelahiran dan kematian adalah hal-hal diluar jangkauan manusia, hingga saat dimana kehilangan orang yang dikasihi pun, tidak meruntuhkan semangat untuk tetap bertahan menjalani hidup, serta berkarya menjalankan tugas yang Tuhan berikan.
Setiap manusia yang ada di muka bumi pasti pernah merasakan takut.. misalnya: takut coklat kesukaannya segera habis.. takut hartanya habis.. takut kehilangan teman, sahabat, pacar, suami/istri, orangtua,.. dsb. Meskipun semuanya itu masih ada padanya.. hanya dianggap suatu keharusan untuk tetap ada.
Weekend Fully Alive Experience, “FAE” angkatan 62 yang diadakan secara khusus bagi Paguyuban Lansia WREDATAMA YULIUS DARMOATMODJO & Warakawuri St. Monica dari paroki St. Kristoforus Jakarta mampu memberikan cermin untuk berkaca, tuk membuktikan secara nyata akan adanya Kasih yang tiada henti.
Itulah hal yang dirasakan oleh peserta weekend yang diadakan di Wisma Canossa Bintaro pada tgl.11-13 Agustus 2006 lalu. sehingga disaat rambut memutih seperti sekarang ini, Tuhan masih memperkenankan kami untuk dapat berkaca, memandang diri kami masing-masing sampai kekedalaman jiwa dan hati kami, untuk menelusuri akan rakhmat yang tidak pernah kami sadari selama ini.. bahwa Tuhan sungguh mengasihi kami dengan memberikan kami citra diri yang sangat berharga.
Citra diri yang baik sejak awal penciptaan manusia, tanpa disadari telah terkontaminasi oleh keadaan/pengaruh diluar diri yang menjadikan visi manusia menjadi negatif sehingga mempengaruhi diri untuk bersikap dan bertindak secara tidak utuh, didalam kehidupan yang dianugerahkan Tuhan.
Bahwa.. aku yang begitu berharga.. aku yang patut dicintai.. yang dapat mengasihi sesama.. seperti kasih yang dicurahkanNYA, yang mampu membangkitkan semangat didalam diri untuk dapat mengasihi dengan tulus seperti kasih Bapa yang tanpa syarat, tulus apa adanya, untuk dapat hidup secara penuh dan utuh didalam kasih Tuhan.
Tak hanya pesertanya, para team FAE pun juga merasakan bahwa weekend kali ini sungguh memberikan warna baru bagi setiap hati. Hingga bagi kami, para team pun dibuat berkaca akan kualitas diri dan kualitas kasih kami sebagai seorang anak terhadap orang tuanya.
‘Inilah impian saya yang hampir terwujud, dimana saya ingin adanya kegiatan yang dilakukan bersama oleh tiga generasi sekaligus… generasi oma/opa, papa/mama, hingga ke generasi anak-cucu’ itulah salah satu ungkapan dari Bapak Dasuki sang dosen filsafat yang tampak berwibawa dengan prinsip hidup dan keinginannya untuk belajar dan terus memperbaiki diri meski usianya sudah kepala 7, namun semangatnya tetap berkobar sekuat tubuhnya yang masih tetap bugar dan masih mampu melaksanakan hobinya bersepeda.
Sedangkan Bunda Marwoto… demikian panggilan akrabnya, beliau merasakan Kasih Tuhan yang berlimpah disepanjang hidupnya, dimana ia mampu membesarkan 9 orang anaknya seorang diri. Bunda yang dianggap sesepuh oleh semua peserta ini sangat bersyukur akan keikutsertaannya dalam FAE, dan bersemangat untuk mengajak orang-orang dilingkungannya untuk mengikuti weekend ini.
Sama halnya dengan Pak Yan, yang menjadi koordinator dari paroki St. Kristoforus ini berdasarkan apa yang didapatnya selama weekend membangkitkan semangat optimisnya untuk mengembangkan FAE ini di parokinya sehingga akan semakin banyak jiwa yang akan hidup secara penuh dan utuh, ungkap beliau.
Cepatnya putaran roda kehidupan, membuat kita seringkali tidak menyadari karya Sang pemberi hidup. Hingga kehadiran diri kita dan apa saja yang dimiliki terasa biasa dan akan segera habis, hingga lupa bahwa Kasih dari Sang Pencipta tak pernah ada habisnya.
Seperti halnya kepompong yang harus terus berjuang untuk dapat menghasilkan kupu-kupu nan indah, begitu pula kasih Tuhan terhadap manusia.. terus dicurahkan untuk membentuk kita dari balutan usia yang ada, hingga rambut memutih dan tubuh melunglai sekalipun, kasih Tuhan tetap selalu ada dan selalu baru setiap harinya.
Satu hal yang membedakan adalah meski mereka pernah muda… meski pekatnya garam kehidupan yang pernah mereka alami, namun mereka tak ragu dan malu untuk berkaca dan terus belajar untuk dapat hidup secara penuh melalui rangkaian weekend FAE, yang dirangkai untuk belajar langsung dari Sang Guru Kehidupan. Bagaimana dengan anda ?.
amf*Aug06
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment