Hati yang Merdeka

Dipagi hari nan cerah.. dipertengahan jalan raya, ada seorang penyeberang jalan yang hampir saja terhimpit diantara dua mobil, yang secara spontan mengucapkan kata2 kasar. Untungnya sopir mikrolet yang kutumpangi bisa segera membelokkan setirnya kekanan sambil membalas ucapan kasar itu dengan makian kasar lainnya, versi si abang mikrolet.

Panasnya matahari di Jakarta mampu meningkatkan kadar emosi setiap manusia yang lalu lalang di siang hari yang terik. Maka tak mengherankan bila kejadian saling sodok antar pengemudi bus, saling caci antar sesama pengguna jalan raya adalah pemandangan sehari2 dari kota tercinta Jakarta.

Namun pemandangan yang lain dari biasanya sedang terjadi…
Di suatu pinggiran kota, tampaklah seorang wanita muda dengan menggunakan helm menuntun sebuah sepeda berisikan barang bawaan, dan disisi sebelah kanannya hadir seorang pria setengah baya menuntun sebuah sepeda motor milik wanita itu. Mereka berdua berjalan cukup jauh dari keramaian lalu lintas jalan menuju tepian jalan.

Ternyata teriknya mentari mampu hangatkan kedalaman hati sang pria untuk mengulurkan tangannya membantu sang wanita.

Dari dua kejadian diatas, dari para pelaku kehidupan manusia, siapakah diantara mereka yang memiliki Hati yang Merdeka ?
Matahari yang sama memancarkan sinar dan teriknya kepada orang yang sama. Namun reaksi mereka akan setiap kejadian adalah berbeda…

amf*Aug06

No comments: