Lahirnya Yesusku di hatiku

Sepertinya Tuhan memang sudah menuliskan namaku di TanganNya, sehingga aku yang lahir dan dibesarkan dari keluarga yang tidak religius, akhirnya jatuh hati kepada sosok Yesus yang setiap kali aku lihat dan rasakan saat berada di rumah sahabatku itu. Meski belum mengerti dan merasakan sepenuhnya akan besarnya Kasih dan KuasaNya, aku putuskan untuk memberikan diriku di baptis dalam NamaNya disaat aku menginjak kelas 3 SMP dan dengan gembira aku meminta mama sahabatku menjadi ibu baptisku.

Kala itu. Setiap usai pulang sekolah, aku seringkali bermain bersama sahabatku dan seusainya, aku pun mampir di rumahnya. Ada perasaan damai yang menyelinap hatiku setiapkali duduk di ruang tamu dirumah sahabatku, terlebih bila melihat dan mendengar kehangatan yang dimiliki oleh setiap anggota keluarganya itu, aku yang boleh dibilang tidak ada hubungan darah apapun dengan mereka, juga diberikan kehangatan kasih yang membuat hati ini begitu kagum kepada keluarga sahabatku, sekaligus iri terhadap mereka. Hal itu membuatku bergumam selalu didalam hati, “keluarga seperti inilah yang sangat kudambakan untuk aku miliki”. Meski mereka hidup sangat sederhana di sebuah rumah berlapiskan batu bata merah yang berada di antara gang-gang yang sempit, dekat tepian rel kereta api, sahabatku tinggal bersama kedua orang tua dan 1 orang kakak dan adiknya. Ayahnya hanyalah seorang pegawai negeri biasa dan mamanya pun seorang ibu rumah tangga yang masih harus menjaga adik sahabatku yang masih kecil. Meski demikian, tidak pernah sekalipun nampak dihadapanku kekhawatiran di mata mereka berkaitan dengan sederhananya kehidupan mereka, sebaliknya wajah-wajah penuh kasih yang selalu ada dan bersedia membagikannya kepada setiap orang. Aku sangat salut dan kagum dibuatnya hingga aku menjadikan keluarga sahabatku sebagai keluarga impianku, dimana kasih selalu ada diantara mereka.

Meski demikian hari2ku bersama Tuhan masihlah minim, aku hanya datang kepadaNya setiap hari sabtu, dan itu pun kadang kala pikiranku masih kemana2 mengikuti darah mudaku yang masih melirik dan mencari meski didalam rumah Tuhan sekalipun. Mengingat itu aku jadi malu, karena kunjunganku di rumahNya itu hanyalah sekedar topeng bagiku, karena sesungguhnya aku punya tujuan lain, seperti halnya cuci mata, melihat dan bertemu teman-teman dan juga kakak-kakak kelas, yang juga hadir di gereja di sabtu sore itu.

Banyak sudah peristiwa kehidupanku yang hingga saat ini masih tak kupercaya bahwa aku telah melewatinya dengan baik. Semua itu tak mampu aku lalui secara sendirian tanpa adanya kehadiran Yesus dalam hidupku, Ia turun tangan dalam setiap permasalahan kehidupanku, Ia tidak pernah terlambat sedikitpun dikala aku membutuhkanNya untuk menopangku. Ia selalu ada dan hadir dalam kehidupanku, baik didalam peristiwa biasa hingga peristiwa besar dalam hidupku juga terutama disaat masalah besar menghampiriku, Ia datang menolongku dan bantuanNya itu tidak pernah terlambat meskipun hanya sedetikpun Ia tetap menepati janjiNya.

Semua itu terlihat seperti penggalan iklan belaka, apabila aku seorang tim sukses dari seorang tokoh bernama Yesus. Namun tidaklah demikian dengan kenyataan yang sesungguhnya benar2 aku hadapi. Dari peristiwa sederhana ketika aku dibonceng motor oleh temanku lalu tasku hampir dirampas oleh pengendara lainnya, namun Ia tak membiarkan tasku itu berhasil dirampas, Ia berikan aku dan temanku kekuatan untuk mempertahankan tas itu kembali. Juga peristiwa disaat aku memiliki seorang teman dekat, betapa Ia mendengarkan doa2ku hingga aku diberikan petunjukNya tentang kehendakNya atas hubungan kami itu, Ia berikan jawabNya disaat aku memasrahkan kehidupanku sepenuhnya dan membiarkanNya yang bekerja atas peristiwa itu. Belum lagi dengan selamatnya keluargaku dari kerusuhan 1998 yang lalu, dimana kami sekeluarga hingga saat ini masih diberikanNya berkat, kesehatan dan kehidupan yang layak, meski segala harta dan usaha orang tuaku harus lenyap dalam sekejap malam saja.

Semua peristiwa2 kehadiranNya dalam hidupku begitu menyentuh hatiku, membuatku bertanya, ‘Siapakah aku ini, Tuhan? Hingga aku selalu Kau jaga?’ lalu aku pun teringat masa dimana aku baru mulai mengenal Tuhan, disaat aku jatuh hati padaNya karena melihat keluarga sahabatku, dan aku pun bertanya, ‘Begitu besarnya cintaMu padaku ya Tuhan, hingga aku yang bukan siapa2 ini, aku anak yang hilang ini, Kau pandu untuk dapat mengenal Engkau hingga aku tertarik untuk mengikutiMu, meski dalam keadaan yang tidak aku mengerti akan apa maknanya, namun sesungguhnya Kau sudah tuntun jalanku untuk mengikutiMu’.
Meski aku jatuh cinta padaMu dikala aku melihat keluarga sahabatku yang begitu harmonis dan penuh cinta, yang saat itu berbeda dengan keluarga milikku sendiri...

Melalui peristiwa2 dalam kehidupanku inilah aku sungguh mengerti akan besarnya cintaMu padaku, sehingga sebelum aku mengenal dan mencintaiMu, Engkau yang sudah lebih dulu mencintaiku. Dan caramu berkenalan denganku menjadi saat yang tak terlupakan disepanjang hidupku sampai aku bertemu denganMu dalam kerajaanMu, karena caramu begitu lembut dan indah. Kau memperkenalkan dirimu melalui sesamaku yang mampu memberikan kasihMu kepadaku, dimana aku merasakan kasih dan kedamaian dariMu. Engkau begitu kreatif dan bijaksana didalam memperkenalkan diriMu hingga hatiku pun seakan tak berdaya ingin memiliki cintaMu itu..

Kini kehidupanku masih dipenuhi oleh peristiwa2 yang juga terdapat pergumulan, namun bias2 dan bayangan harapan akan janjiMu tetap kupegang teguh sebagai perisaiku didalam mengarungi samudera kehidupanku ini yang pastinya selalu kulalui bersama dengan cintaMu.

Permohonanku padaMu, Tuhan.. ajarilah aku untuk terus mencintaiMu.. terus selalu merasakan jatuh cinta yang begitu besarnya hingga membuat hati ini kembali tak berdaya untuk hanya selalu mencintaiMu, mencintaiMu, selamanya…
amf*09.09

No comments: