Penghuni Pintu Kecil

Saat dilahirkan ke dunia, kita lahir dengan telanjang tanpa membawa apapun. Semakin besar.. kita harus berjuang dengan memperjuangkan hidup ini… berusaha untuk membajui diri ini dengan hal2 yang sebenarnya adalah suatu kefanaan saja… itulah inti yang kudapat dari buku yang berjudul : “Membajui diri yang telanjang”


Disini aku terdiam… memandang pintu-pintu kamar yang ada dalam rumah ini. Setiap pintunya dihuni oleh 1 orang, dan setiap lorongnya terlihat lengang… kosong bak tempat kost tak berpenghuni.

Saat lahir, kita tidak membawa apapun… kemudian kita dibesarkan oleh orangtua.. belajar… sekolah… bekerja… mencari nafkah..

Di lorong ini, aku duduk disebuah bangku kayu menghadap sebuah tembok yang memiliki beberapa buah pintu.
Kupandangi pintu yang ada dihadapanku… tampaklah sebuah nama dan sebuah foto… setelah kualihkan pandanganku ke pintu lainnya.. ternyata itu adalah nama dan foto dari penghuni setiap pintu.
Selama duduk, tak kulihat orang yang lalu lalang dan juga tidak kudengar suara sedikitpun, mungkin penghuni didalamnya sedang beristirahat dibalik pintu itu.

Dan pikiranku pun melayang….
Setiap orang pasti ingin bahagia.
Aku tidak tau dan pastinya tidak semua dari mereka.. penghuni pintu itu yang berharap ataupun bercita2 ingin tinggal didalamnya.

Untuk membangun sebuah keluarga, kita harus bekerja.. mencari uang untuk membangun sebuah rumah yang layak huni.. kemudian mengisinya dengan kebutuhan2 kita bersama orang2 tercintai… lalu berjuang untuk mempertahankan kehidupan keluarga serta membahagiakan orang2 yang kita cintai.. suami/istri, anak.

Bekerja membanting tulang… hingga tubuh yang ada dibalik usia yang tua itu tidak mampu melakukan apa2 lagi… seakan tidak berguna lagi di dunia ini… tiada lagi harapan… dan juga semangat… yang ada hanyalah ketidakpedulian… hingga rasa tak berdaya untuk disingkirkan…

Rumah yang tadinya dibangun dengan keringat berpeluh dan air mata, kini tak lagi dapat dinikmati… karna yang ada dihadapannya hanyalah sebuah pintu kecil, yang selalu saja menjadi pemandangan membosankan disetiap detikan usia yang tersisa.

Bila saja waktu dapat kembali berputar, ingin rasanya membuat pintu yang besar dengan pintu2 lain didalamnya sejak muda dulu… hingga tidak hanya menjadi penghuni pintu yang kecil, namun pintu besar milikkku tetaplah menjadi milikku.. pondok kebahagiaanku.. meski tubuh itu renta sekalipun.

Cibubur.
amf*02Jan07

No comments: