Setiap mendekati bulan Desember, kita selalu diingatkan tentang segera tibanya hari Natal.. setiap mall dan pertokoan seakan berlomba untuk menghadirkan hiasan yang paling menarik dan mewah dengan ornamen Natal yang didominasi warna hijau dan merah.
Bagi anak-anak.. Natal adalah saatnya libur panjang, waktunya jalan-jalan dan berlibur bersama keluarga, saatnya menghadiri acara Natal bersama teman/keluarga, melihat sinterklas dengan kereta kudanya dan bahkan menerima banyak hadiah dari orang terdekat.
Bagi para orangtua.. Natal adalah saat-saat terakhir mendekati datangnya tahun baru. Saatnya akan libur panjang dan tentu juga saatnya menghabiskan biaya yang besar dan persiapan diri serta mental untuk menyambut datangnya tahun yang baru.
Bagi Yesus.. Natal adalah saatnya memberi!.
Dengan semangat ‘berbagi’.. IA MEMBERIKAN DIRINYA untuk dilahirkan ke dunia ini sebagai Anak Manusia.
Bukan sebagai anak raja yang sejak dilahirkan, kehadirannya sudah dilakukan acara syukuran dan pesta pora, juga bukan dilahirkan di sebuah rumah sakit bersalin yang mahal ataupun di istana yang megah hingga selama hidupnya di dunia IA bergelimangan harta.
Sebaliknya, IA lahir sebagai Anak Manusia yang miskin sehingga harus lahir di tempat yang sesungguhnya tidak layak bagi kelahiran seorang bayi manusia, yaitu menumpang di salah satu kandang domba milik orang lain.
IA juga tidak hidup dengan bergelimangan harta.. hidupNYA adalah MEMBERIKAN DIRINYA untuk manusia.. IA ada di dunia ini ‘bukan untuk dilayani’ sebagaimana adanya diriNYA yaitu adalah Putera Tunggal BAPA, namun IA datang untuk melayani manusia, sebagai bukti tanda cintanya melalui pemberian diriNYA itu..
Hari Natal, saatnya liburan panjang, saatnya menerima banyak hadiah, bersenang-senang dan berpesta pora..
Hari Natal, hari kelahiran YESUS, dilahirkan di kandang domba, disalibkan hingga mati di kayu salib, lalu bangkit dengan kemuliaan.. itu semua adalah KEMASAN dari hadirnya seorang Anak Manusia bernama YESUS.
INTI dari kelahiran, kematian dan kebangkitanNYA adalah bahwa IA datang untuk MEMBERIKAN DIRINYA.. sebagai ‘tanda’ bahwa:
-IA mencintai kita tanpa batas, tidak peduli siapapun diri kita.. IA tetap mencintai kita apa adanya kita,
-IA juga tidak peduli seberapa berdosanya kita.. IA tetap penuh semangat untuk membagikan KASIH yang IA miliki itu, yaitu KASIH yang tidak pernah ada habisnya dan juga tidak dapat usang dimakan waktu, IA tetaplah YESUS yang sama, yang MEMBERIKAN DIRINYA untuk kita... ya kita, manusia yang telah menyakitinya dengan dosa-dosa kita..
Kini, kita yang telah mengetahui ‘tanda’ itu.. Maukah kita Memberi?
MERRY CHRISTMAS 25.12.10
HAPPY MOTHER’S DAY, Ma...
Sedang apa, Ma?
Itulah kata2 yang sering kuucapkan disaat meneleponnya.
Sekedar pemuas keingintahuanku tentang Apa yang sedang dilakukannya?.. Bagaimana keadaannya hari itu?..
Hatiku kerap merasa sedih disaat harus menerima kenyataan bahwa kini ia berubah seiring bergulirnya waktu..
Ingin rasanya aku kembali dan tetap berada di masa kecilku, hanya untuk selalu melihat wajahnya yang cantik, tanpa goresan dan tirus di sekitar pipinya..
Ingin rasanya aku terus berlari hanya untuk mengiringi langkahnya yang besar, saat aku berjalan bersamanya..
Ingin rasanya tanganku yang kecil tetap berada didalam genggaman tangannya, kala aku digandeng olehnya..
Aku tak mau melihat tubuhnya yang terlihat lebih kecil dariku,
Aku tak mau kulitnya berkerut,
Aku tak mau selalu berjalan didepannya,
Aku tak mau memegang lengannya,
Aku tak mau dan tak akan mau bersiap menerima semua kenyataan yang ada,
Itulah keegoisanku.. semata untuk menepis rasa khawatirku tentang dirinya..
Sesungguhnya.. ia tetaplah mamaku yang sama dengan saatku kecil dulu..
Ia tak merasa keberatan dengan aku yang bertumbuh lebih besar darinya,
Ia juga tak pernah mengkhawatirkan pudarnya wajah cantik itu karena dimakan usia dan perjuangan hidup,
Ia bahkan sering tertawa bila disaat berjalan, tanpa sadar aku seakan menyeretnya,
Ia juga tak merasa malu bila aku yang harus memegang lengan ataupun pundaknya,
Ia tetaplah mamaku yang memiliki hati penuh cinta selama tiga puluh tiga tahun usiaku kini..
Saking besar cintanya, aku bahkan tak mau meninggalkannya berada di kamarku seorang diri..
Aku ingin terus menemaninya.. aku tak mau ia kesepian.. aku tak mau meninggalkannya..
Tapi.. “itu bukanlah pilihan yang terbaik, kamu juga harus punya keluarga sendiri” katanya dengan lembut.
Kebijaksanaan dan kesabaran telah membuatnya menjadi Mamaku yang tegar dan perkasa di mataku..
Ia adalah ‘wonder woman’-ku!... juga ‘wonder woman’ didalam keluarga kami!..
HAPPY MOTHER’S DAY, Ma...
Maafkan aku yang selalu saja membuatmu khawatir..
Maafkan aku yang hingga saat ini belum dapat membahagiakanmu..
Biarlah Tuhan selalu mengiringi setiap detikmu didalam kehidupan ini..
Biarlah kasih Tuhan yang abadi selalu melingkupimu dimanapun kau berada..
Tuhan, berikanlah selalu ‘wonder woman’ kami kesehatan dan kebahagiaan sejatimu,
Perbaharuilah selalu hatinya untuk mampu mengikis setiap salah/luka yang kerap kami torehkan padanya,
Ajarilah kami didalam meneladani kelembutan dan kesabaran hatinya yang bersumberkan pada kasih dariMu..
Terima kasih Tuhan, kami boleh memiliki seorang ‘wonder woman’ didalam keluarga kecil kami ini,
A wonder woman – course! She is truly wonderful in our life..
amf*22.12.10
Itulah kata2 yang sering kuucapkan disaat meneleponnya.
Sekedar pemuas keingintahuanku tentang Apa yang sedang dilakukannya?.. Bagaimana keadaannya hari itu?..
Hatiku kerap merasa sedih disaat harus menerima kenyataan bahwa kini ia berubah seiring bergulirnya waktu..
Ingin rasanya aku kembali dan tetap berada di masa kecilku, hanya untuk selalu melihat wajahnya yang cantik, tanpa goresan dan tirus di sekitar pipinya..
Ingin rasanya aku terus berlari hanya untuk mengiringi langkahnya yang besar, saat aku berjalan bersamanya..
Ingin rasanya tanganku yang kecil tetap berada didalam genggaman tangannya, kala aku digandeng olehnya..
Aku tak mau melihat tubuhnya yang terlihat lebih kecil dariku,
Aku tak mau kulitnya berkerut,
Aku tak mau selalu berjalan didepannya,
Aku tak mau memegang lengannya,
Aku tak mau dan tak akan mau bersiap menerima semua kenyataan yang ada,
Itulah keegoisanku.. semata untuk menepis rasa khawatirku tentang dirinya..
Sesungguhnya.. ia tetaplah mamaku yang sama dengan saatku kecil dulu..
Ia tak merasa keberatan dengan aku yang bertumbuh lebih besar darinya,
Ia juga tak pernah mengkhawatirkan pudarnya wajah cantik itu karena dimakan usia dan perjuangan hidup,
Ia bahkan sering tertawa bila disaat berjalan, tanpa sadar aku seakan menyeretnya,
Ia juga tak merasa malu bila aku yang harus memegang lengan ataupun pundaknya,
Ia tetaplah mamaku yang memiliki hati penuh cinta selama tiga puluh tiga tahun usiaku kini..
Saking besar cintanya, aku bahkan tak mau meninggalkannya berada di kamarku seorang diri..
Aku ingin terus menemaninya.. aku tak mau ia kesepian.. aku tak mau meninggalkannya..
Tapi.. “itu bukanlah pilihan yang terbaik, kamu juga harus punya keluarga sendiri” katanya dengan lembut.
Kebijaksanaan dan kesabaran telah membuatnya menjadi Mamaku yang tegar dan perkasa di mataku..
Ia adalah ‘wonder woman’-ku!... juga ‘wonder woman’ didalam keluarga kami!..
HAPPY MOTHER’S DAY, Ma...
Maafkan aku yang selalu saja membuatmu khawatir..
Maafkan aku yang hingga saat ini belum dapat membahagiakanmu..
Biarlah Tuhan selalu mengiringi setiap detikmu didalam kehidupan ini..
Biarlah kasih Tuhan yang abadi selalu melingkupimu dimanapun kau berada..
Tuhan, berikanlah selalu ‘wonder woman’ kami kesehatan dan kebahagiaan sejatimu,
Perbaharuilah selalu hatinya untuk mampu mengikis setiap salah/luka yang kerap kami torehkan padanya,
Ajarilah kami didalam meneladani kelembutan dan kesabaran hatinya yang bersumberkan pada kasih dariMu..
Terima kasih Tuhan, kami boleh memiliki seorang ‘wonder woman’ didalam keluarga kecil kami ini,
A wonder woman – course! She is truly wonderful in our life..
amf*22.12.10
Langit tanpa bintang
Di malam hari, kita terbiasa untuk menyalakan lampu untuk menerangi lingkungan disekitar kita.
Adanya penerangan memudahkan kita untuk mencari dan menemukan sumber cahaya itu.
Sebaliknya, mata terasa enggan untuk terus menatap kegelapan yang terasa melelahkan mata dan tubuh kita.
Seperti halnya bentangan langit di malam hari, kehadiran bintang membuat kita ingin melirik kearahnya..
Terlebih disaat bintang itu seolah mengerdipkan matanya, kita seakan tertarik untuk melihatnya.. terus memandanginya.. lalu mengaguminya.. dan bahkan bersyukur atas keberadaannya..
Sama halnya dengan kehidupan kita.. disaat kita melihat suatu tindakan/sikap/perilaku berupa kebaikan, ketulusan, kesetiaan, dsb.. dan tentu saja dengan mudahnya kita menyetujui bahwa semuanya itu adalah tindakan/sikap/perilaku yang didasari oleh cinta dan mungkin saja kita berusaha untuk membalasnya.. dengan menyukainya, mengaguminya, menyayangi dan mengasihinya, serta mensyukurinya..
Dan disaat apa yang kita terima dibalut oleh tindakan/sikap/perilaku yang acuh, egois, iri hati, kebohongan, kepalsuan, kemarahan, dsb.. kita seperti dibutakan oleh apa yang terlihat itu.. karena semua seolah menyatakan bahwa dibalik semua tindakan/sikap/perilaku itu menunjukkan tidak adanya cinta disana.. sama sekali tidak ada!!.
Namun apabila kita mau menelusurinya lebih dalam.., seumpama langit malam, yang pastinya memang terlihat gelap nan sunyi.. namun jika kita mau menebarkan pandangan kita.. kita pasti menemukan “sesuatu” disana.. entah itu terlihat nyata adanya suatu kerlipan bintang.. atau.. memang tidak ada satupun bintang yang terlihat.. yaitu hanyalah bentangan cakrawala yang terlihat kelam dan bahkan terlihat menakutkan..
Namun sesungguhnya kita mendapatkan “sesuatu” itu disana..
Ya! diantara kekelaman itu.. tetap ada cinta disana..
Cinta sang langit kepada Penciptanya.. Cinta yang mau memberikan apapun..,
Apa adanya dirinya.. keberadaannya secara utuh.. teruntuk yang Tercinta..
Langit tanpa bintang, bukan berarti kehidupan tanpa cinta..
amf*09.12.10
Adanya penerangan memudahkan kita untuk mencari dan menemukan sumber cahaya itu.
Sebaliknya, mata terasa enggan untuk terus menatap kegelapan yang terasa melelahkan mata dan tubuh kita.
Seperti halnya bentangan langit di malam hari, kehadiran bintang membuat kita ingin melirik kearahnya..
Terlebih disaat bintang itu seolah mengerdipkan matanya, kita seakan tertarik untuk melihatnya.. terus memandanginya.. lalu mengaguminya.. dan bahkan bersyukur atas keberadaannya..
Sama halnya dengan kehidupan kita.. disaat kita melihat suatu tindakan/sikap/perilaku berupa kebaikan, ketulusan, kesetiaan, dsb.. dan tentu saja dengan mudahnya kita menyetujui bahwa semuanya itu adalah tindakan/sikap/perilaku yang didasari oleh cinta dan mungkin saja kita berusaha untuk membalasnya.. dengan menyukainya, mengaguminya, menyayangi dan mengasihinya, serta mensyukurinya..
Dan disaat apa yang kita terima dibalut oleh tindakan/sikap/perilaku yang acuh, egois, iri hati, kebohongan, kepalsuan, kemarahan, dsb.. kita seperti dibutakan oleh apa yang terlihat itu.. karena semua seolah menyatakan bahwa dibalik semua tindakan/sikap/perilaku itu menunjukkan tidak adanya cinta disana.. sama sekali tidak ada!!.
Namun apabila kita mau menelusurinya lebih dalam.., seumpama langit malam, yang pastinya memang terlihat gelap nan sunyi.. namun jika kita mau menebarkan pandangan kita.. kita pasti menemukan “sesuatu” disana.. entah itu terlihat nyata adanya suatu kerlipan bintang.. atau.. memang tidak ada satupun bintang yang terlihat.. yaitu hanyalah bentangan cakrawala yang terlihat kelam dan bahkan terlihat menakutkan..
Namun sesungguhnya kita mendapatkan “sesuatu” itu disana..
Ya! diantara kekelaman itu.. tetap ada cinta disana..
Cinta sang langit kepada Penciptanya.. Cinta yang mau memberikan apapun..,
Apa adanya dirinya.. keberadaannya secara utuh.. teruntuk yang Tercinta..
Langit tanpa bintang, bukan berarti kehidupan tanpa cinta..
amf*09.12.10
Subscribe to:
Posts (Atom)