“Saya sudah dua rit nih mba seperti ini!” demikian pernyataan seorang supir angkot kepadaku, kemudian sang supir mengeluhkan tentang lesunya penumpang di hari itu... meski sejak dari awal aku naiki angkot itu, hati ini sudah merasa bosan juga memperhatikannya mengendarai mobil angkot yang kunaiki itu dengan perlahan-lahan, belum lagi sesekali berhenti disetiap gang dan orang-orang yang berdiri di tepian jalan. Tapi dengan menahan kegelisahanku, aku biarkan supir angkot itu berbuat seperti itu, pikirku, “ya tak apalah, kasian juga ia kalo hanya aku saja penumpangnya.” Dalam diam, kuperhatikan setiap ruas jalan yang dilaluinya, sambil berharap dalam hati supaya segera ada penumpang lain yang ikut bersama kami.
Tuhan seakan menjawab keluhan pak sopir itu, satu orang, dua orang mulai menaiki angkot yang dibawanya, dalam hati aku pun berucap dalam hati, “Tuhan, terima kasih,” dengan bersemangat pak sopir pun semakin mantap mengemudikan kendaraannya, aku pun mengintip dari kaca spion mobil yang ada disebelah kiriku, benar saja mobil angkot sudah mulai keliatan penuh.., lalu sambil melirik kearahnya, aku pun berujar.. “alhamdulilah!”, sambil melihat kearahku, pak supir pun mengikutiku berucap, “alhamdulilah.”
Tuhan, ampuni kami yang seringkali mengeluh dan selalu mengeluh kepadaMu...
Tuhan, ampuni kami yang seringkali lupa untuk bersyukur kepadaMu disaat kami mendapatkan berkat dariMu...
amf*08.10