Wajah yang tersenyum dalam bingkai foto berwarna keemasan itu kini tinggallah seonggok debu. Tidak dapat lagi kupegangi tangannya n tak dapat lagi kupeluk tubuhnya yang kurus itu. Dan setiap kali berbicara dengannya, tak dapat lagi kulihat pantulan wajahku dari kacamatanya.
Aku lemas tak berdaya. Rasa sedih masih mewarnai hatiku karena penyesalan yang besar dalam pikiranku.
Aku duduk tak berdaya dalam hamparan rerumputan hijau yang terasakan olehku bukan lagi suasana sejuk nan indah, meski langit sore begitu cerianya disertai tiupan lembut sang angin dan kicauan burung2 yang bermain diantara rerumputan itu.
Aku hanya bisa duduk dalam diamku dengan tatapan mataku menerawang jauh ke langit nan biru, sambil mempertanyakan, “Tuhan, apakah Opaku sudah ada bersamaMu?”. Semilir angin yang terasa meniup lembut rambutku, juga kutanyakan, “Opa, adakah kau sudah bersama Bapa dalam kedamaian abadi di Sorga?”
Pemandangan yang jarang kulihat akhir2 ini yang demikian sejuk dan teduh, seharusnya mampu mengubah perasaan dan daya khayalku, untuk menciptakan puluhan hingga ratusan kata-kata indah untuk kurangkaikan menjadi puisi penuh makna.. Kini bagaikan patung, aku hanya bisa diam dalam pandanganku yang hanya tertuju pada Opa yang sedang dikremasi.
Hatiku sedih, sangat sedih.. pikiranku selalu mengharapkan waktu kembali bergulir dengan memberikan kembali nafas kehidupan kepada Opa.. mataku selalu berharap agar jantung itu masih berdetak. Opa, masih ingin kudengar suaramu.. masih ingin kulihat dirimu.. masih ingin aku memanggilmu.. masih ingin aku berada didalam pelukanmu.. Opa…
Sambil memanjatkan doaku untuknya, kutatapi langit biru diatas sana, berharap ia ada disana berada diantara awan-awan putih yang sedang bersama Bapa memandangiku, mendengarkan permohonan maafku untukmu Opa n juga permohonanku bagimu Opa, kepada Bapa Yang Maha Kuasa.
Meski air mata ini masih mengalir, aku relakan kepergianmu Opaku tercinta. Karena disanalah satu2nya tempat dimana kebahagiaan yang sesungguhnya kau dapati, yaitu bersama Bapa yang sangat mencintaimu, selalu.
Kau tetap ada didalam hati kami n kami tetap mencintaimu n tentunya selalu merindukanmu.
Peluk n cium dari Anak, menantu, cucu2 n cicit2 untukmu Opa tercinta.
Selamat berbahagia dalam kedamaian dan kehidupan kekal bersama Bapa Yang Maha Kasih.
amf*29.03.09.
Aku lemas tak berdaya. Rasa sedih masih mewarnai hatiku karena penyesalan yang besar dalam pikiranku.
Aku duduk tak berdaya dalam hamparan rerumputan hijau yang terasakan olehku bukan lagi suasana sejuk nan indah, meski langit sore begitu cerianya disertai tiupan lembut sang angin dan kicauan burung2 yang bermain diantara rerumputan itu.
Aku hanya bisa duduk dalam diamku dengan tatapan mataku menerawang jauh ke langit nan biru, sambil mempertanyakan, “Tuhan, apakah Opaku sudah ada bersamaMu?”. Semilir angin yang terasa meniup lembut rambutku, juga kutanyakan, “Opa, adakah kau sudah bersama Bapa dalam kedamaian abadi di Sorga?”
Pemandangan yang jarang kulihat akhir2 ini yang demikian sejuk dan teduh, seharusnya mampu mengubah perasaan dan daya khayalku, untuk menciptakan puluhan hingga ratusan kata-kata indah untuk kurangkaikan menjadi puisi penuh makna.. Kini bagaikan patung, aku hanya bisa diam dalam pandanganku yang hanya tertuju pada Opa yang sedang dikremasi.
Hatiku sedih, sangat sedih.. pikiranku selalu mengharapkan waktu kembali bergulir dengan memberikan kembali nafas kehidupan kepada Opa.. mataku selalu berharap agar jantung itu masih berdetak. Opa, masih ingin kudengar suaramu.. masih ingin kulihat dirimu.. masih ingin aku memanggilmu.. masih ingin aku berada didalam pelukanmu.. Opa…
Sambil memanjatkan doaku untuknya, kutatapi langit biru diatas sana, berharap ia ada disana berada diantara awan-awan putih yang sedang bersama Bapa memandangiku, mendengarkan permohonan maafku untukmu Opa n juga permohonanku bagimu Opa, kepada Bapa Yang Maha Kuasa.
Meski air mata ini masih mengalir, aku relakan kepergianmu Opaku tercinta. Karena disanalah satu2nya tempat dimana kebahagiaan yang sesungguhnya kau dapati, yaitu bersama Bapa yang sangat mencintaimu, selalu.
Kau tetap ada didalam hati kami n kami tetap mencintaimu n tentunya selalu merindukanmu.
Peluk n cium dari Anak, menantu, cucu2 n cicit2 untukmu Opa tercinta.
Selamat berbahagia dalam kedamaian dan kehidupan kekal bersama Bapa Yang Maha Kasih.
amf*29.03.09.